Voksil.com, JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta meluncurkan tiga peralatan pemantau kualitas udara baru bertaraf reference-grade. Tiga peralatan itu diproyeksikan mampu memberikan data kondisi udara di Jakarta dengan lebih akurat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, alat tersebut merupakan dukungan US Agency for International Development (USAID). Juga konsorsium yang terdiri atas WRI Indonesia dan Vital Strategies di Jakarta.
Peralatan tersebut akan memberikan data yang lebih akurat terkait sumber polusi udara lokal. Sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas udara, mengatasi perubahan iklim, dan melindungi kesehatan penduduk kota. ’’Alat ini akan memberikan data yang lebih akurat terkait polutan yang memengaruhi kualitas udara yang kita hirup,’’ ujarnya Minggu (4/6/2023).
Asep menjelaskan, tiga alat itu akan dipasang secara bertahap di area-area yang belum memiliki alat pantau kualitas udara yang memadai. Misalnya, kantor wali kota Jakarta Barat, kantor wali kota Jakarta Timur, dan area pelabuhan yang mencakup gedung IPC Pelindo di Jakarta Utara.
Sementara itu, Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen mengungkapkan, peralatan baru tersebut dapat mengukur tingkat particulate matter (PM). Yakni, partikel kecil yang dapat terhirup dan mengakibatkan masalah kesehatan serius seperti serangan jantung, stroke, dan asma.
Peralatan itu juga akan mengukur tingkat black carbon serta karbonmonoksida. Selain itu, instrumennya berguna untuk mengukur kondisi cuaca dan angin yang berdampak terhadap kualitas udara kota.
Data dari peralatan tersebut akan diterbitkan di kanal Jaki, web DLH DKI Jakarta, dan platform publik lainnya. ’’Alat pemantau baru ini akan memberikan data penting untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya meningkatkan kualitas udara dan kesehatan warganya,’’ ujar Jeff. (wyu/mmr)
