Voksil.com, TANGERANG – SMK Islamic Village (Isvil) Karawaci, Kabupaten Tangerang, Banten, menyelenggarakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2023. Itu merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Kepala SMK Pusat Keunggulan (PK) Islamic Village Mukhasin menjelaskan, ANBK di sekolahnya telah diselenggarakan sejak Senin (28/8). “Siswa yang mengikuti ANBK berjumlah 97 siswa,” kata Mukhasin kepada Voksil.com.
Pada umumnya, sambung Mukhasin, hanya siswa kelas 11 yang mengikuti ANBK. Karena SMK Islamic Village termasuk SMK Pusat Keunggulan (PK) maka siswa kelas 12 juga turut serta melaksanakan asesmen tersebut.
Mukhasin merinci, total 97 peserta ANBK tersebut terdiri dari 45 siswa dari kelas 11, 45 siswa dari kelas 12, dan 7 siswa cadangan.
Mukhasin menambahkan, program evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
Terdapat tiga instrumen dalam pelaksanaan ANBK yakni, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Dalam AKM, siswa diukur kemampuannya dalam literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Sementara survei karakter menjadi cara untuk mengukur dan menilai karakter siswa dimulai dari sikap, keyakinan maupun kebiasaan. Survei lingkungan belajar digunakan sebagai pengukur kualitas dalam berbagai aspek input serta kegiatan belajar-mengajar di kelas dan tingkat satuan pendidikan.
Menurut Mukhasin, ANBK merupakan sampel penilaian sehingga tidak semua siswa mengikuti ANBK. ”Harapannya anak-anak bisa mengerjakan dengan baik. Guru-gurunya juga mengerjakan dengan baik. Sehingga informasi yang dapat melalui ANBK antara kenyataan dan harapan masyarakat, yayasan serta stake holder lain. SMK Islamic Village semakin oke!” jelas Mukhasin.
Pita, siswi kelas 12 SMK Islamic Village, mengaku telah berpengalaman mengikuti ANBK. “Tahun ini aku sudah yang ke-3 mengikuti ANBK. Dan tahun-tahun sebelumnya dan sekarang itu beda menurut aku. Karena dari soalnya terus dari literasi yang bikin beda-beda,” ungkap Pita. (zky/mmr)